Selasa, 26 Juni 2012

Hari Pertama Magang Sanofi


    Setelah pukul 19.00 WIB nyampe lah ane dan gelar di kosan-nya bu Erba di Cempaka Putih Timur RT 17 RW 03 Jakarta Timur, dekat sekali dengan kantor kami magang, Sanofi, hanya jalan kaki sekitar setengah kilo dengan melewati jembatan penyebrangan. Sebenarnya kami dari Bandung memesan travel jam 14.00 WIB, tapi karena gua telat, jadi yah, si gelar duluan, and ane jadi brangkat jam 4 sore dari bandung. Wew, rupanya awal yang tidak baik, tapi tak apalah semoga ke depan tidak akan terjadi lagi. Hah, malam yang sangat lelah, langsung kami beberes kamar dan langsung tidur agak sore, supaya besok kami tidak tidak telat.
    Setelah memakai pakaian yang rapih dengan  kemeja lengan panjang, celana bahan, dan tak lupa pakai minyak rambut, kami berangkat bersama-sama jalan kaki ke kantor Sanofi. Sanofi merupakan perusahaan manufaktur obat, seperti Telfast dengan bahan aktif Fexofenadine HCl, dan dan beberapa produk suppo, dan semisolid. Produk obat Sanofi memang kurang familiar di masyarakat karena memang kebanyakan produknya adalah obat-obat keras sehingga tidak dijual bebas  di masyarakat. Pagi itu kami menunggu di lobi untuk bertemu dnegan Bu Nisya, dan setelah jam 7.45 kami lagsung menuju kantor Bu Nisya untuk langsung ngobrol-ngobrol sekilas tentang Sanofi dan tujuan kami magang di Sanofi, oia Bu Nisya adalah manager HRD di Industrial Affairs Sanofi, dia sangat mirip sekali teman ane di kelas, rambutnya, mukanya, matanya mirip pisan sama Tania temen sekelas gua, tapi Tania yang agak lebih ditarik dikit, hhaa.. salam damai untuk Tania jika dia sampe ngebaca..
    Setelah itu kami langsung diantarkan ke rungan Bu Nina, manager QA, kami langsung diwawancara mengenai apa tujuan kami magang, nanti akan ditempatin di mana, ngerjain apa, laporan, bla blaa blaa. Menunggu entah menuggu siapa di ruang meeting, sekitar setengah jam menunggu, ternyata langsung saja ada seorang wanita masuk ke ruang meeting, dengan mata yang bersahabat, senyum yang ramah, dan langsung mengajak kenalan, “anak PKL ya??, kenalin ane Vita, apoteker Universitas Pancasila (UP), kamu siapa?”, Vita langsung curhat betapa sepinya dia di kantor QA, dia PKPA di bagian QA, ada banyak istilah sih untuk PKL, ada PKPA yang merupakan kepanjangan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker, KP atau Kerja Praktek, dan juga magang, kalau di farmasi ITB, lebih familiar nama magang, karena laporannnya hanya diberikan kepada fakultas dan perusahaan tempat magang tidak mewajibkan adanya laporan tugas khusus setelah kita magang nanti. Setelah itu kami diberi saran oleh Vita supaya baca-baca Protap atau Prosedur Tetap khususnya di bagian Produksi, dan bagian PL atau Plant Logistik, karena sebelumnya bu Nisya bilag kalau kami nanti akan ditempatkan di PL dan yang lainnya di Produksi. Saat kami mulai baca-baca Protab, tiba-tiba datang juga seorang laki-laki dengan peringai yang baik, langsung mengajak berkenalan, namanya Nico apoteker satu kampus kampus denga vita, dia ditempatkan di bagian QC, kantor QC terletak di lantai 1, sedangkan kantor QA di basemen. Lantai 2 ke atas sampai lantai tujuh bukan termasuk Industrial Affairs Sanofi lagi, melainkan seperti marketing, Sanofi Pasteur, Bussiness development, Finance, dan Management Comitte.
    Lagi asik-asik baca protab yang banyak itu, dengan mata cape, dan rasa malas yang mulai muncul, datang Bu Lia, supervisor Production Planning yang termasuk ke dalam divisi PL, dia ngasih tugas, kami diberi waktu lima hari untuk mengerjakan tugas tersebut, kami dijelasin gimana carannyangasih tugas itu, tugasnya diberi dalam bentuk Microsoft Excel, Bu Lia menerangkan dengan logat yang agak2 sunda, dia bukan orang suda, tetapi suaminya orang bogor cenah, jadi dia sekarang mahir pisan basa sundana, dia terlihat sangat sabar menanggapi pertanyaan dari kami, terlihat sekali dari matanya yang selalu fokus pada kami saat menjelaskan tugas itu. Bu Lia mengulang menjelaskan tugas itu kepada kami, maklum lah, kami kan baru hari pertama di sono, jadi masih belum banyak tau seluk beluk industri. Kami diberi tugas untuk menentukan barang-barang apa saja yang akan dibeli nanti oleh perusahaan, barang2 ini lebih ke kemasan obat tersebut, seperti kemasan untuk suppo, dus, alublister, rotoplas dan kawan-kawan. Kami diberi beberapa file yang mempunyai nomor material tertentu, dan file yang berisi produk yang akan dibuat oleh perusahaan, sehingga kami bisa menentukan apa saja yang memang dibutuhkan oleh produksi untuk membuat produk tersebut.
    Ahirnya tepat jam 12.00 WIB, waktunya makan sang tiba, setelah sebelumnya kami diberi kupon makan siang dari Bu “Tania”, kupon tersebut bertanda ‘Launch Coupon’ hhoo, entah masih ada yang salah ketik, padahal ketika ane melihat buku kenang-kenangan dari anak2 yang dulu pernah magang di sanofi, ada salah satu magangers yang menempelkan kupon terseut ke buku itu, dan ejaannya memang benar. Tulisannya benar ‘lunch’. Waaaw, makanannya sangat bergizi dah pokoknya, protein ada tiga macem, salah satunya pasti daging, ikan, dan protein lain, sayur yang berkuah, buah, dan tidak lupa kerupuk. Kami dapat memilih lauk apa yang kami ingin makan, pilihannya ada banyak bro, hha..
Setelah makan siang, kami sholat di mesjid yang ada tepat di belakang kantor QA, setalh sholat kami mengerjakan tugas dari bul Lia tersebut sampai jam setengah lima sore.. waw, pulang!!! Sudah, itu hari pertama ku magang bersama teman ane Gelar di Sanofi.



Kamis, 02 Februari 2012

Iman

Dua kenyataan besar yang akan terus dirasakan dalam pribadi manusia yaitu tabiat keimanan naik dan turun : meningkat ketika kita sedang berada di majelis keilmuan, di antara orang-orang saleh, di masjid, dan ketika biasanya keluar dari lingkungan tersebut mungkin keimanan seseorang akan berkurang. Ibnu Mas’ud “Sesungguhnya jiwa-jiwa itu mempunyai saat-saat yang cerendung untuk beribadah dan tidak beribadah”.Ukuran kebaikan seseorang tidak dilihat dari awal ataupun pertengahan hidupnya, tetapi yang di lihat adalah pada ahir hidupnya."
Bagaimana caranya membuat keimanan seseorang menjadi stabil:
1. Al-ma’rifah (Pengetahuan) :karena iman adalah kumpulan kebenaran-kebenaran yang kita ketahui, lalu kita pahami, lalu kita hayati dan kita yakini. Sehingga keimanan bersumber dari kesadaran suatu pribadi yang kemudian berkembang sampai relung-relung jiwa kita.
Orang-orang yang hatinya berpenyakit akan mengikuti ayat-ayat mutasyabihat yang arti kepastiannya belum dipastikan, sehingga mereka mengartikan ayat-ayat tersebut sesuai syahwatnya. Salah satu penyebab seseorang menjadi kafir adalah ketidakmampuannya dalam menghadapi berbagai macam subhat. Subhat ini dapat kita temukan dalam bentuk struktur sosial politik seperti kebijakan-kebijakan pemerintah; dan kebudayaan nenek moyang yang masih diikuti padahal budaya nenek moyang tersebut sama sekali tidak sesuai dengan petunjuk Allah.
Misalnya di Bali yaitu di desa Buyan Gede ada sebuah kebiasaan menyimpan ari-ari dalam batok kelapa kemudian digantungkan di atas pohon kelapa. Hal ini juga memang karena manusia diciptakan untuk mengikuti atau mencontoh orang lain, sebagai contoh saat pembunuhan manusia pertama kali yaitu pembunuhan Habil oleh Qabil, Habil mengimitasi perilaku seekor burung gagak yang mengubur seekor burung gagak lain yang telah mati, kemudian Habil pun mengikuti perilaku burung gagak tersebut dan menguburkan mayat Qabil. Banyak ahli psikologi yang menyatakan kemampuan untuk mengikuti cara orang lain berperilaku dengan baik merupakan potensi yang sangat baik bagi keberlangsungan kehidupan manusia, namun di sini manusia mempunyai akal untuk memilih apa-apa saja yang memang baik dan benar terhadap hal-hal yang akan diperbuatnya. Kita dapat mengambil pelajaran dari kiat-kiat orang sukses, dan tidak mengikuti prilaku orang-orang yang tidak bermoral. Gaya berpakaian seperti sekarang ini yang lagi ngetrend seperti wanita berjilbab, makanan favorit, dan juga kegemaran pada zaman sekarang banyak yang meniru gaya barat, itu adalah hal yang wajar, tetapi lebih baik lagi jika kita mempunyai ciri khas pribadi yang sesuai tuntunan Allah. So ketika keimanan tidak didasarkan pada pengetahuan maka sesungguhnya iman itu rapuh, pemikiran-pemikiran yang ditawarkan barat atau yang sering kita sebut sebagai “perang pemikiran” akan mampu menggoyahkan keimanan seseorang.
Logika psikologi seperti wajar saja jika ada seorang kaya, punya jabatan tinggi, muda dan ganteng maka ia akan sombong akan dirinya, itu adalah logika psikologi. Dan sikap rendah hati atau tawadhu adalah sikap merendahkan diri padahal ia secara lahir mempunyai kelebihan-kelebihan dari pada orang lain, orang yang tawadhu sebenarnya mempunyai pengetahuan akan kebenaran syar’i yaitu bahwa di atas langit masih ada langit. Sebaliknya orang yang sombong padahal ia dan tidak berilmu, maka itu adalah penyakit hati, karenya ia tidak punya alasan untuk menyombongkan diri. Begitu juga seorang Bos yang kaya, punya banyak anak buah, sering bertemu karyawan-karyawannya yang cantik, dan dapat menjaga rahasia dengan baik, jika dalam logika psikologi ia memang mudah sja untuk main wanita. Jiwa kita membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap keimanan-keimanan tadi, untuk itu juga kita harus mempunyai konteks standar hidup ibadah untuk menjaga keimanan tersebut dari serangan-serangan setan, seperti tilawah tiap hari, zikir harian pagi dan sore, dan puasa senin kamis.
Terkadang pengalaman hidup tidaklah cukup bagi seorang manusia untuk mengerti banyaknya pengetahuan itu karena kita dibatasi oleh hanya hidup beberapa puluh tahun saja, dan mempelajari pengalaman-pengalaman hidup orang-orang yang lebih dulu hidup adalah sangatlah harus dilakukan (Q.S. Al-Alaq : 1-5), bahkan ada yang berkata jikalau kita tidak mengetahui sejarah maka kita seakan dikutuk untuk mengulangi sejarah yang buruk tersebut. Tidak hanya pengetahuan yang bersifat kognitif saja, kadang kala ada beberapa ilmu yang tidak dapat kita dapat dari dunia nyata ini, melainkan dari hati masing-masing setiap individu tersebut, spriritualitas tersebut memang telah ditanam ke dalam hati manusia oleh Penciptanya (Q.S. Al-Araf : 172).
2. Management konflik jiwa
a. Muhasabah (Introspeksi diri)
Melihat kembali ibadah-ibadah yang telah kita lakukan, apa saja maksiat yang telah kita tinggalkan, apa saja akhlak yang kita dapat seminggu terahir, apa saja amalan harian yang masih tetap istiqomah dilakukan. Muhasabah dapat dilakukan dengan cara menyendiri tanpa ada gangguan orang lain seperti meditasi sejenak. Kita mengevaluasi apa saja yang ada pada diri kita, jangan sampai orang lain yang lebih tahu akan diri kita dari pada diri kita sendiri.
b. Jika terlanjut terjatuh kepada dosa, maka kita harus langsung bangkit. Saat kita tidak sadar kita sering terjerat oleh setan, hal ini memang manusiawi, maka hal yang paling paling baik dilakukan adalah segera dan cepat untuk memperbaikinya, sesuai hadist nabi “sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang selalu bertaubat” dan cara lain untuk memperbaiki perbuatan dosa adalah melakukan hal baik yang baru, seperti juga kejahatan, akan mengajak kejahatan yang lain. Ketika di mesjid, maka kita akan tergoda untuk berbuat kebaikan, begitu juga saat kita sering bergaul dengan teman yang kurang agamis, semakin sulit untuk membaca Al-Quran, semakin kita sulit untuk sholat berjamaah. Ketika shalat fardu di mesjid, kita akan lebih semangat untuk melakukan shalat sunah rawatib dari pada shalat di rumah. (intinya dekati sarana ibadah).