Senin, 18 Juli 2011

Kesayangan Dari Seorang Guru Sehingga Muridnya Menangis

Waktu itu ketika saya masih duduk di kelas 3 SMA, tahun 2009. Pembagian hasil pra-UN mata pelajaran Kimia dibagikan, semua lulus tetapi ada satu orang yang tidak lulus sebut saja Adit, dia merupakan satu-satunya teman sekelas saya yang tidak lulus mata pelajaran tersebut.Dan saya pun harusnya tidak lulus pra-UN karena waktu itu saya sedang berada di Wisma Kartini Bandung untuk pelatihan sekaligus seleksi IChO 2009. Dan sebenarnya cerita ini pun saya dapat dari temn saya.

Waktu setelah sesaat pengumuman nilai mata pelajaran Kimia dan ruang jam kelas baru mulai, Ibu guru ‘sebut saja Bu Ani’ setelah salam, Bu Ani langsung ngomel kepada Adit, karena adit merupakan satu-satunya anak yang tidak lulus mata pelajarannya, sebenarnya kondisi Bu Ani waktu itu sangat tidak moody, rupanya ada sedikit masalah, mungkin keluarganya atau mungkin karena saya tidak ada di kelas, heheehhe (gw kan salah satu murid tersayagnya juga, secara saya selalu dibimbingnya dalam olimpiade Kimia tersebut hingga sampai platnas tingkat 2 itu #lagi ke-GR-an kali). Dddaaan.. “Ian, kenapa kamu masih saja tidak lulus, padahal semuanya sudah di review dari kelas satu sampai kelas 3”, (memang, Guru Kimia lulusa Kimia murni UNPAD ini sangat memanage pola mengajarnya, sehingga dipastikan 100% murid-muridnya menguasai Kimia dan lulus semua di mata pelajaran kimia, gaya mengajarnya juga wawasannya yang luas juga membangkitkan semangat murid-muridnya untuk menguasai kimia) namun, lanjut Bu Ani berkata “teman-teman kamu semuanya lulus kok, mengapa kamu tidak bisa Adiiit???” . “Seharusnya Ibu tidak bilang begitu kepada saya” isak tangis dari adit mulai terdengar, dan teman-teman pun mulai heran, ternyata seorang Adit yang mulai beranjak dewasa masih bisa mnangis juga. Rupanya kali ini sifat melankolisnya muncul juga. “seharusnya Ibu malah memperhatikan saya lebih dari teman-teman yang lain karena niai saya paling jelek’.. waaaah, mulai deh rupanya drama terjadi di ruang kelas dekat halaman tengah sekolah yang dekat juga dengan ruang wakasek. Memang, bahwa Adit merupakan anak dari keluarga broken home, sehingga konsentrasi belajarnya pun agak berkurang, jadi aja nilainya dia jelek, tapi dia sangat mengusai bahasa Inggris, iya donk, dia kan les di bimbel terkenal. Adit merupakan tipe orang yang baik, di kelas pun dia sering bercanda, ngelawak, bahkan saat pelajaran dimulai, masih saja Adit berguyon, tak jarang ada beberapa guru yang agak risish karena ulahnya ada pula guru yang merasa bahwa Adit ini punya bakat lain, yaitu pola pikirnya yang berbeda dari murid-murid lain. Dan memang teman-temannya juga sering terbahak-bahak jika dia sedng berbicara, karena pola pikirnya itulah yang membuat teman-teman tertawa, dan tak jarang ada siswa yang setuju dengan pola pikirnya itu. Adit pun terus menangis sambil mengumpat kata-kata yang tidak enak kepada Bu Ani. Saat kelas 2 SMA pu pernah terjadi hal demikian, tapi tak separah yang tadi, dan kebetulan saya juga sekelas juga dengan Adit. Waktu itu pelajaran Fisika, oleh Bu Narni.Bu Narni langsung member tugas soal fisika yag ada di buku paket. Setelh 10 menit berlangsung. “Hei Adit, mengapa kamu (begini begitu, bla blabb la bla) nilai-nilai kecil semua, apaan kamu???“ sontak spontan keluar dari bibir Bu Narni yang lembut itu. Tanpa tinggal diam Adit langsung berdiri dan bergerak keluar ruang kelas, “Gubraaaak” pintu kelas di gedor Adit dengan kuat-kuat. Ruapanya Adit sakit hati dengan sikap gurunya tersebut. Dan sahabatnya pun langsung menyusul, dan entah sampai pelajaran fisika itu berahir kedua orang tadi tidak masuk kelas juga..

Memang di sini, guru-guru seakan selalu benar, dan tidak memperhatikan murid-muridnya secara individual, padahal potensi Adit banyak sekali, dia oagya periang dan bersahabat, dan mungkin juga karena teman-temannya yang lain sibuk sendiri untuk belajar supaya manjadi orang nomor satu di kelas, dan mungkin juga Adit harus mengubah prilakunya supaya lebih sopan terhadap orang yang lebih tua.. semua pasti ada jalannya . seperti lagunya Maher Zain.. #Insha Allah you will find a way..

Sabtu, 16 Juli 2011

Layang Heulang dan Pulau Santolo, Pamengpeuk, Pantai Pasir Putih Garut.






Ternyata,, eh ternyata, bener juga kata temen gw, kalau di Garut itu punya pantai, udah pantainya berpasir putih, berkarang-karang lagi memang bener-bener pantai selatan banget deh..
Hari itu Selasa sore tanggal 12 Juli 2011, dengan mendadak temen seasrama saya ‘Kiki’ tiba tiba mengajak saya untuk maen maen ke pantai Sayang Heulang, sebenarnya picnic ini adalah acaraya teman-teman alumni SMAnya Kiki, namun tak ada satupun dari temen-temannya tersebut yang jadi ikut, sedih terasa.. hahahahhaaa..
Ahirnya, Kiki pun mengajak temen-tema Etos, dan dalam waktu satu malam saja, terkumpullah 8 anak-anak terpilih (Digimon mode on) yaitu 2 orang dari asrama putri dan 2 orang dari asrama putra Etos Bandung.
Pagi itu, kami berdelapan, Dita(Teknik Tenaga LIstrik 08), Kiki(Fisika Teknik 09), Wawan (Teknik Mesn 09), Saya(Sains Teknologi Farmasi 09), Iis(Teknik Material 09), Yoga(Teknik Penerbangan 10), Ian (Teknik metalurgi 10), dan Halim/Opek(Teknik Lingkungan 10). Dari asrama putri ke Terminal Caheum Rp 2.500/orang, Caheum ke Terminal Garut Rp 10.000/orang, Terminal Garut ke Pamengpeuk Rp 20.000/orang, Rp 32.500 itulah total cost keberangkatan menuju pantai Layang Heulang. Dalam perjalanan menuju ke Pamengpeuk kami melewati pegunungan yang ada di Garut, waaaw, super sekali, pemandangannya tak kalah dari Cadas Pangeran. Dari jalan raya Pemengpeuk juga alahamdulillah, kami mendapat tumpangan gratis dari warga Sayang Heulang yang sedang membawa barang-barangnya yaitu kelapa-kelapa yang memenuhi isi mobil bak tersebut, dan kami duduk di atas kelapa-kelapa tersebut. Dan ahirnya petualangan dimulai ketika kami sampai di Pantai. Horeeee….!!!!
Di sini terdapat pula pulau Santolo, kita dapat kesana bisa dengan lewat jembatan atau juga menyeberang lewat pantai. Di pulau Santolo banyak terdapat karang-karang, sehingga banyak tempat di sana yang seperti gua, waktu itu kami dari pantai sayag heulang ke santolo dengan melewati jembatan, menyusuri hutan, dan ahirnya sampai di area wisata santolo, kami bertemu petugas di sana dan kami harus membayar Rp 2.000 untuk biaya masuk, padahal di hari sebelumnya gak bayar lhoo.. hehehee..
Disana ada sesuatu hal yang mistis, yaitu terdapat tali bekas gantung diri yang terikat kuat di batu karang pantai Santolo, posisi batu itu sendirian, memisah dari karang-karang yang lain.. wew, serem juga.. # kami juga mendapatkan cerita dari Ibu pemilik warung, bahwa di pantai ini pernah terjadi hal-hal yang mistis, bayak juga ditemukan mayat terdampar di pantai ini.. #### sudahlah…